Sejarah

desa wisata bali

Desa Wisata Tradisional Bali

7 Desa wisata tradisional Bali menjadi incaran para wisatawan. Bagaimana tidak, di desa tersebut terdapat ciri khas unik yang masih mengusung adat istiadat setempat. Penasaran seperti apa? Yuk simak. Salah satu keunggulan Bali sebagai tempat tujuan wisata yang mendunia adalah karena keberadaan desa-desa tradisional. Desa-desa ini sangat unik dan masih memegang teguh tradisi dan warisan kehidupan di masa lampau. Pengen liburan ke Bali anti ribet? Kamu bisa sewa motor Bali untuk mempermudah mobilitas kamu selama liburan. 7 Desa Tradisional di Pulau Bali Desa memang selalu menjadi tujuan wisata bagi mereka yang terlanjur penat dengan kehidupan bising di perkotaan. Sayangnya tidak semua desa mampu menghadirkan keindahan memori dan kenangan masa lampau untuk para wisatawan. Namun, jika Anda berkunjung ke Bali, masih banyak terdapat desa-desa wisata yang memegang teguh budaya, adat dan warisan dari masa lampau. Banyak orang berkunjung ke tempat ini untuk menikmati bagaimana indahnya hidup di masa-masa minim pembangunan dan perkembangan. Berikut ini adalah beberapa daftar desa wisata tradisional Bali, yaitu : 1. Desa Panglipuran Desa Panglipuran adalah desa wisata tradisional Bali yang sudah populer dan terkenal hingga ke mancanegara. Bahkan, desa ini sangat viral dan hampir tidak pernah sepi dari pengunjung. Meski demikian, tingginya kunjungan wisatawan tak membuat desa ini kehilangan identitas sebagai desa tradisional. Desa Panglipuran mendapatkan penghargaan sebagai salah satu desa terbaik dan terbersih di dunia. Tentu saja, prestasi ini menjadi kebanggaan tesendiri oleh penduduk setempat. Semua hal di tempat ini masih kental dengan bau tradisi, mulai dari bentuk bangunan, hingga penataannya yang tetap berpegang pada budaya masa lampau. Baca juga ya nanti: 2. Trunyan Pasti Anda tidak asing dengan desa Trunyan karena sering muncul dalam pelajaran sejarah di jaman sekolah. Ya, desa Trunyan termasuk salah satu desa tradisional yang masih memegang erat budaya dan tradisi turun temurun. Desa Trunyan menjadi salah satu desa tertua di Bali yang sampai hari ini masih ramai pengunjung. Aroma tradisi masih sangat kental. Salah satu contohnya adalah adat pemakamannya yang unik. Bila pada umumnya jenazah orang meninggal di kuburkan di pemakaman, maka hal ini tidak terjadi untuk penduduk Trunyan. Keluarga atau kerabat yang meninggal akan diletakkan di bawah sebuah pohon yang bernama pohon Trunyan. Uniknya, jenazah tersebut tidak berbau busuk meski telah diletakkan di bawah pohon selama berhari-hari. Konon, bau wangi dari pohon Trunyanlah yang mampu menyamarkan bau busuk dari jenazah. Tradisi ini memang cukup membuat bulu kuduk berdiri bagi sebagian orang yang takut akan hal mistis. Namun, keunikan ini justru menjadi daya tarik bagi wisatawan luar yang berkunjung ke desa Trunyan. Mereka justru menikmati dan kagum akan keajaiban yang terjadi di bawah pohon Trunyan tersebut. Itulah mengapa desa Trunyan menjadi sangat terkenal. 3. Tenganan Desa Tenganan berlokasi di wilayah Karangasem dan termasuk dalam salah satu dari tiga desa Bali Aga. Tidak seperti desa sebelumnya yang unik dalam hal bangunan dan tradisi, Tenganan memiliki keunikan yakni masih berpegang teguh pada sistem pembayaran tradisional. Desa Tenganan tetap mempergunakan sistem jual beli atau transaksi tradisional yaitu dengan cara barter atau tukar menukar. Bisa jadi uang Anda tidak akan berlaku. Penduduk lokal umumnya menukar barang yang mereka punya dengan barang lain yang mereka butuhkan. Transaksi ini berlangsung sejak jaman dahulu hingga saat ini. Penduduk desa Tenganan banyak yang berprofesi sebagai pengrajn bambu, seniman lukis hingga penenun kain. Namun, mayoritas mereka masih mengandalkan mata pencaharian sebagai petani. 4. Tigawasa Desa Tigawasa berlokasi di Kabupaten Buleleng dan letaknya berada di ketinggian sekitar 500 – 700 mpdl. Di desa ini masih sarat akan persawahan hijau dan perkebunan. Pengunjung desa Tigawasa diperkenankan menikmati kopi robusta hasil tanaman penduduk local. Tersedia banyak tempat untuk anda bisa bersantai dan menikmati keindahan alam sekitar. Keunikan desa tua Tigawasa adalah budaya pemakaman mereka, pemakaman tidak dengan cara dibakar seperti ngaben, namun lebih ke arah penguburan dengan menggunakan kain batik. Banyak adat istiadat dan budaya masa lampau yang masih bertahan hingga kini. Meskipun perkembangan jaman sudah sedemikian pesat, namun desa tua ini tidak lantas ketinggalan. Desa ini tetap mempertahankan ketradisionalannnya berbalut kemajuan dan perkembangan jaman. 5. Cempaga Sejarah, tradisi, kebudayaan dan tarian sakral adalah nilai budaya yang terus diabadikan oleh desa tua Cempaga. Desa yang terletak di daerah Banjar, Kabupaten Buleleng ini masih sering mengadakan upacara-upacara untuk memperingati tradisi mereka. Tari baris, tari jangkang, tari pendet dan tari rejang menjadi tarian-tarian sacral yang umumnya dipentaskan di pura desa. Namun acara-acara tradisonal tidak ada setiap waktu. Jika berkunjung kesini dan kebetulan penduduk desa sedang mengadakan ritual, maka akan menjadi kesempatan yang cukup langka. Desa Cempaga juga termasuk desa yang masih sangat asri karena berada di dataran tinggi, sehingga semakin menambah keasrian dan kealamian udaranya. Tidak salah jika Anda memilih untuk menghabiskan waktu liburan disini. 6. Sidatapa Terletak di ketinggian 450 mdpl, Desa Sidatapa menjadi bagian dari kecamatan Banjar Buleleng. Desa ini menjadi salah satu desa tradisional Bali yang wajib Anda kunjungi karena selain keindahannya, desa Sidatapa masih menyimpan warisan budaya dan adat dengan baik. Anda akan disuguhi pemandangan rumah adat kuno yang unik dan menarik. Rumah adat ini disebut dengan Bale Gajah Tumpang Salu. Usianya sudah sangat tua. Beberapa dokumen menyebutkan bahwa rumah ini sudah ada sejak tahun 785 M. Selain rumah kuno, Anda juga bisa menikmati tarian-tarian khas penduduk Sidatapa. Tersedia juga beragam kerajinan dari anyaman bambu yang siap Anda bawa pulang sebagai souvenir. Desa Sidatapa memiliki sebuah air terjun yang sangat cantik. Lokasinya tidak jauh dan dapat ditempuh dengan berjalan kaki atau naik kendaraan roda dua. Air terjun ini bernama Air Terjun Mampah dan lokasinya ada di tengah hutan. Keindahan air terjun ini semakin bertambah karena pepohonan asri yang mengelilinginya. Baca juga: 7. Nyuh Kuning Desa terakhir yang wajib menjadi bagian dari perjalanan wisata Anda di Bali adalah desa Nyuh Kuning. Lokasinya berada di jalan raya Nyuh Kuning Ubud Gianyar. Desa ini sungguh masih menggambarkan kondisi Bali di masa lampau. Desa Nyuh Kuning merupakan desa yang masih menganut konsep Tri Hita Karana yaitu kewajiban untuk menjaga keselarasan. Keselarasan antara manusia dengan alam, manusia atau makhluk lain dan juga dengan tuhan. Meskipun Desa Nyuh Kuning seakan tidak tersentuh modernisasi, namun desa ini patut diacungi jempol. Menjadi bagian dari desa tradisional Bali, tak

Desa Wisata Tradisional Bali Read More »

chinese temple bali

Singaraja Chinese Temple

Singaraja Chinese Temple is a Chinese temple which also known as “Ling Gwan Kiong”. This chinese temple Bali is located in the old city of Singaraja and is near to the Burelung gate. This “Ling Gwan Kiong” temple, which is a symbol of acculturation of 3 religions, has a very charming appearance. Your eyes will be anesthetized. You can rent a motorcycle in Bali to go to this place. Ling Gwan Kiong Chinese Temple Singaraja Chinese Temple is one of the Sanjiao temples or temples of the three teachings or religions. Three different religions are accommodated in one place, namely Taoism, Confucianism and Chinese Buddhism. Basically, the three cores of this teaching are the same, namely about respecting the path, dharma and nature. This temple, which is located quite close to the old port, has a name with quite a deep meaning. Ling Gwan Kiong namely Ling means soul, Gwan means source or origin and Kiong means palace. Historically, this temple was built to honor Tan Hu Cin Jin, a local Chinese Indonesian god because of his supernatural powers. This temple or pagoda is dominated by red, which is the lucky color for Chinese citizens. For those of you who like to travel to religious places, this temple should be considered as a tourist destination to be visited. The Beautiful Temple There are many things that you can enjoy here, apart from its impressive history, of course. At this shrine, you will find live turtles walking freely in the pools and some even on the floor. Beside that, you will also be amazed to see the golden Buddha statue and the beautiful murals of the gods painted on the walls. No wonder the visitors were amazed to see it. Even though it’s not in the holiday season, this temple is still visited by many people around or outside the city. Most visit because they really want to worship at this temple. Others visit to celebrate religious days or the spring festival. It’s not difficult to find this place if you intend to visit it. The location is in the north of Bali, namely on the Erlangga Singaraja road, Buleleng district. If you depart from Denpasar, it is only 2.5 km away and can be reached by motorbike. Also Read Once satisfied visiting the Singaraja Chinese Temple Bali, if you rent a motorbike, you can continue your trip to Lovina beach. The distance can be reached in just 15 minutes. In addition, there are many more tourist sites that you can visit around the temple.

Singaraja Chinese Temple Read More »

Bandara Ngurah Rai Bali

Bandara Ngurah Rai Bali – Sejarah Berdirinya Bandara Internasional di Bali

Sejarah Berdirinya Bandara Ngurah Rai Bali Bandara Ngurah Rai Bali adalah bandara yang terkemuka di Indonesia. Mengapa? Hal ini dikarenakan bandara yang satu ini berada di kawasan destinasi paling diminati di Indonesia dan bahkan selurush dunia karna adat dan budayanya, dengan menyandang nama sebagai destinasi wisata sudah barang tentu banyak destinasi wisata yang bisa di kunjungi dengan sewa motor di bandara bali sebagai salah satu transportasi menuju tempat wisata. Lokasi dari Bandara ini berada di daerah Tuban, Bali Selatan. Kini, Bandara Ngurah Rai telah resmi menjadi Bandara Internasional Indonesia. Sejak menjadi bandara Internasional, penampakan Bandara ini pun banyak mengalami perubahan menjadi lebih mengesankan. Menurut berita yang beredar, Bandara Ngurah Rai Bali menjadi bandara paling sibuk nomor 3 di Indonesia setelah Bandara Internasional Djuanda Surabaya dan Bandara Internasional Soekarno Hatta Jakarta. Sejarah Bandara Ngurah Rai Bali pun cukup panjang. Bandara ini dibangun pada tahun 1930 oleh Department Voor Verkeer En Waterstaats yang kalau di Indonesia semacam Departeman Pekerjaan Umum. Sejarah Bali Airport Ngurah Rai  Untuk mengetahui lebih lanjut tentang bandara Internasional ini, mari simak sejarah Bandara Ngurah Rai terlebih dahulu. Nama Bandara Ngurah Rai sendiri diambil dari seorang pahlawan yang bernama Gusti Ngurah Rai. Gusti Ngurah Rai adalah pahlawan Indonesia yang berasal dari Bali. Bandara Ngurah Rai memiliki landas pacu sepanjang 700 m. Landas pacu tersebut terbuat dari rumput tengah ladang dan pekuburan desa yang berada di daerah Tuban, Bali Selatan. Masyarakat setempat sendiri lebih mengenal bandara ini dengan nama Pelabuhan Udara Tuban. Bandara ini pun telah dilengkapi dengan alat telegraph dan KNILM pada tahun 1935. Pada tahun 1942, bandara ini dibom oleh tentara Jepang dan dikuasai oleh pemerintah Jepang. Akhirnya, bandara ini pun digunakan sebagai tempat untuk mendaratkan pesawat tempur milik mereka. Perjalanan 5 tahun yang panjang pun mulai dilakukan sehingga bandara ini banyak sekali mengalami perubahan. Perubahan juga terjadi pada landas pacu yang semula memiliki ukuran 700 meter kemudian diubah menjadi 1200 meter. Selanjutnya, dibangunlah gedung terminal serta menara pengawas yang terbuat dari kayu pada tahun 1949. Gedung tersebut digunakan sebagai komunikasi untuk melakukan penerbangan dengan menggunakan peralatan transceiver kode morse. Bandara Ngurah Rai pun terus menerus dibangun oleh pemerintah Indonesia guna menunjang dan meningkatkan pariwisata di Bali. Landasan pacu yang semula 1200 meter pun diperluas menjadi 2700 meter. Proyek pembangunan bandara terjadi mulai dari 1963 hingga tahun 1969 dan memberikan perubahan yang begitu besar pada pelabuhan udara tersebut. Pembangunan yang dilakukan secara terus menerus juga bertujuan untuk membuat bandar udara Ngurah Rai menjadi Bandar Udara Internasional Pemerintah Indonesia melakukan peresmian penerbangan internasional di Pelabuhan Udara Tuban atau yang sekarang dikenal sebagai Bandara Ngurah Rai pada tanggal 10 Agustus 1966. Pembangunan bandar udara ini diselesaikan dengan baik dan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia saat itu yaitu Presiden Soeharto. Peresmian dilangsungkan pada tanggal 1 Agustus tahun 1969.   Tahap Pengembangan Fasilitas Bandara Ngurah Rai Bali Fasilitas-fasilitas penerbangan di Bandara Ngurah Rai terus ditingkatkan untuk menghadapi lonjakan penumpang dari Bandara Internasional ini. Gedung untuk terminal lama kemudian dialih fungsikan sebagai terminal domestik. Kemudian, terminal domestik yang lama pun dijadikan sebagai gedung kargo, usaha katering, serta gedung serbaguna. Pengembangan fasilitas yang terdapat dalam bandara ini pun dilakukan selama beberapa tahap. Tahapan I Proyek Pengembangan Fasilitas Bandara dan Keselamatan Penerbangan tahap I dilakukan pada tahun 1990 hingga tahun 1992. Pembangunan tahap I ini dilakukan dengan memperluas terminal yang dilengkapi dengan garbarata dan perpanjangan landas pacu mencapai 3000 meter. Tidak hanya itu saja, terdapat relokasi taxiway, renovasi dan perluasan gedung terminal, pengembangan gedung kargo, dan beberapa pengembangan fasilitas lainnya. Tahapan II Tahap II dilakukan dari tahun 1998 hingga tahun 2000. Pada tahapan ini, dilakukan perluasan lahan hingga 12 Ha dengan memanfaatkan lahan hutan bakau untuk fasilitas keselamatan penerbangan. Pengembangan pada tahapan yang kedua tersebut dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. Tahapan III Tahapan III dilakukan dengan melakukan pengembangan pada bagian gedung terminal, gedung parkir, serta pengembangan bagian Apron. Luas terminal dikembangkan hingga mencapai ukuran 12.000 meter yang kemudian akan dijadikan sebagai terminal internasional nantinya. Sedangkan existing terminal internasional kemudian digunakan untuk menjadi terminal penerbangan domestik. Dengan kondisi pengembangan fasilitas bandara dan keselamatan penerbangan di Bali Airport Ngurah Rai tahap terakhir, maka Bandara Ngurah Rai pun mampu menampung penumpang hingga 25 juta . Sejarah Angkasa Pura Berbicara tentang Bandara Ngurah Rai , maka hal ini akan berkaitan dengan Angkasa Pura yang merupakan perusahaan pemberi layanan lalu lintas udara dan bisnis bandar udara di Indonesia. Sejarah Angkasa Pura dimulai pada tahun 1964 yang merupakan perusahaan yang dimiliki oleh Badan Usaha Milik Negara. Perusahaan ini memiliki kantor pusat di kota Baru Bandar Kemayoran Jakarta. PT Angkasa  Pura hingga sekarang telah mengoperasionalkan 13 bandar udara dengan 5 anak perusahaan yang berada di dalamnya. Ke 13 Bandara yang dioperasionalkan oleh PT Angkasa Pura adalah sebagai berikut. Bandar Udara Internasional Ngurah Rai Bandar Udara Adi Sumarmo Bandar Udara Internasional Adisutjipto Bandar Udara Internasional Achmad Yani Bandar Udara Internasional El Tari Bandar Udara Frans Kaisiepo Bandar Udara Sultan Hasanudin Bandar Udara Internasional Juanda Bandar Udara Internasional Lombok Bandar Udara Pattimura Bandar udara Internasional Sam Ratulangi Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Bandar Udara Syamsudin Noor Sejarah Angkasa Pura yang memegang peranan penting dalam berdirinya Bandara Ngurah Rai diharapkan akan selalu berjalan hingga kapanpun. Baca Juga : Hal-hal terbaik  yang dapat anda lakukan di Ubud Jalan Tol Bali Mandara Pembangunan Jalan Tol Atas Laut Pertama di Indonesia Mau tahu lokasi Kelingking Beach di mana? 10 Hotel terbaik di wilayah Ubud   Admin Dewa Motor | Bandara Ngurah Rai Bali

Bandara Ngurah Rai Bali – Sejarah Berdirinya Bandara Internasional di Bali Read More »