Desa wisata tradisional Bali menjadi incaran para wisatawan. Bagaimana tidak, di desa tersebut terdapat ciri khas unik yang masih mengusung adat istiadat setempat. Penasaran seperti apa? Yuk simak.

Diantara salah satu keunggulan Bali sebagai tempat tujuan wisata yang mendunia adalah karena keberadaan desa-desa tradisional. Desa-desa ini sangat unik dan masih memegang teguh tradisi dan warisan kehidupan di masa lampau. Desa-desa ini semakin menarik karena keindahan dan nilai tradisinya yang terus dipegang erat.
Pengen liburan ke Bali anti ribet? Kamu bisa sewa motor Bali untuk mempermudah mobilitas kamu selama liburan.
Desa wisata tradisional di Pulau Bali
Desa memang selalu menjadi tujuan wisata bagi mereka yang terlanjur penat dengan kehidupan bising di perkotaan. Sayangnya tidak semua desa mampu menghadirkan keindahan memori dan kenangan masa lampau yang ingin dirasakan para wisatawan.
Namun, jika Anda berkunjung ke Bali, masih banyak terdapat desa-desa wisata yang memegang teguh budaya, adat dan warisan dari masa lampau. Banyak orang berkunjung ke tempat ini untuk menikmati bagaimana indahnya hidup di masa-masa minim pembangunan dan perkembangan.
Berikut ini adalah beberapa daftar desa wisata tradisional Bali, yaitu :
1. Desa Panglipuran
Desa Panglipuran adalah desa wisata tradisional Bali yang sudah populer dan terkenal hingga ke mancanegara. Bahkan, desa ini sangat viral dan hampir tidak pernah sepi dari pengunjung. Meski demikian, tingginya kunjungan wisatawan tak membuat desa ini kehilangan identitas sebagai desa tradisional.
Desa Panglipuran mendapatkan penghargaan sebagai salah satu desa terbaik dan terbersih di dunia. Tentu saja, prestasi ini menjadi sesuatu yang dibanggakan oleh penduduk setempat. Semua hal di tempat ini masih kental dengan bau tradisi, mulai dari bentuk bangunan, hingga penataannya yang tetap berpegang pada budaya masa lampau.
2. Desa Trunyan
Pasti Anda tidak asing dengan desa Trunyan karena sering muncul dalam pelajaran sejarah di jaman sekolah. Ya, desa Trunyan termasuk salah satu desa tradisional yang masih memegang erat budaya dan tradisi turun temurun.
Desa Trunyan menjadi salah satu desa tertua di Bali yang sampai hari ini masih ramai dikunjung. Aroma tradisi masih sangat kental. Salah satu contohnya adalah adat pemakamannya yang unik. Bila pada umumnya jenazah orang meninggal di kuburkan di pemakaman, maka hal ini tidak terjadi untuk penduduk Trunyan.
Keluarga atau kerabat yang meninggal akan diletakkan di bawah sebuah pohon yang bernama pohon Trunyan. Uniknya, jenazah tersebut tidak berbau busuk meski telah diletakkan di bawah pohon selama berhari-hari. Konon, bau wangi dari pohon Trunyanlah yang mampu menyamarkan bau busuk dari jenazah.
Tradisi ini memang cukup membuat bulu kuduk berdiri bagi sebagian orang yang takut akan hal mistis. Namun, keunikan ini justru menjadi daya tarik bagi wisatawan luar yang berkunjung ke desa Trunyan. Mereka justru menikmati dan kagum akan keajaiban yang terjadi di bawah pohon Trunyan tersebut. Itulah mengapa desa Trunyan menjadi sangat terkenal.
3. Desa Tenganan
Desa Tenganan berlokasi di wilayah Karangasem dan termasuk dalam salah satu dari tiga desa Bali Aga. Tidak seperti desa sebelumnya yang unik dalam hal bangunan dan tradisi, Tenganan memiliki keunikan yakni masih berpegang teguh pada sistem pembayaran tradisional.
Desa Tenganan tetap mempergunakan sistem jual beli atau transaksi tradisional yaitu dengan cara barter atau tukar menukar. Bisa jadi uang Anda tidak akan laku disini. Penduduk lokal umumnya menukar barang yang mereka punya dengan barang lain yang mereka butuhkan. Transaksi ini dipergunakan sejak jaman dahulu hingga saat ini.
Penduduk desa Tenganan banyak yang berprofesi sebagai pengrajn bambu, seniman lukis hingga penenun kain. Namun, mayoritas mereka masih mengandalkan mata pencaharian sebagai petani.
4. Desa Tigawasa
Desa Tigawasa berlokasi di Kabupaten Buleleng dan letaknya berada di ketinggian sekitar 500 – 700 mpdl. Di desa ini masih sarat akan persawahan hijau dan perkebunan juga nampak dimana-mana.
Pengunjung desa Tigawasa diperkenankan menikmati kopi robusta hasil tanaman penduduk local. Tersedia banyak tempat dimana Anda bisa bersantai dan menikmati keindahan alam sekitar.
Keunikan desa tua Tigawasa adalah budaya pemakaman mereka. Disini, pemakaman tidak diadakan dengan cara dibakar seperti ngaben, namun lebih ke arah dikuburkan dengan menggunakan kain batik.
Banyak adat istiadat dan budaya masa lampau yang masih dipertahankan hingga kini. Meskipun perkembangan jaman sudah sedemikian pesat, namun desa tua ini tidak lantas ketinggalan. Desa ini tetap mempertahankan ketradisionalannnya berbalut kemajuan dan perkembangan jaman.
5. Desa Cempaga
Sejarah, tradisi, kebudayaan dan tarian sakral adalah nilai budaya yang terus diabadikan oleh desa tua Cempaga. Desa yang terletak di daerah Banjar, Kabupaten Buleleng ini masih sering mengadakan upacara-upacara untuk memperingati tradisi mereka.
Tari baris, tari jangkang, tari pendet dan tari rejang menjadi tarian-tarian sacral yang umumnya dilakukan di pura desa. Namun acara-acara tradisonal tidak diadakan setiap waktu. Jika berkunjung kesini dan kebetulan penduduk desa sedang mengadakan ritual, maka akan menjadi kesempatan yang cukup langka.
Desa Cempaga juga termasuk desa yang masih sangat asri dibandingkan dengan perkotaan. Desa ini berada di dataran tinggi sehingga semakin menambah keasrian dan kealamian udaranya. Tidak salah jika Anda memilih untuk menghabiskan waktu liburan disini.
6. Desa Sidatapa
Terletak di ketinggian 450 mdpl, Desa Sidatapa menjadi bagian dari kecamatan Banjar Buleleng. Desa ini menjadi salah satu desa tradisional Bali yang wajib Anda kunjungi karena selain keindahannya, desa Sidatapa masih menyimpan warisan budaya dan adat dengan baik.
Anda akan disuguhi pemandangan rumah adat kuno yang unik dan menarik. Rumah adat ini disebut dengan Bale Gajah Tumpang Salu. Usianya sudah sangat tua. Beberapa dokumen menyebutkan bahwa rumah ini sudah ada sejak tahun 785 M.
Selain rumah kuno, Anda juga bisa menikmati tarian-tarian khas penduduk Sidatapa. Tersedia juga beragam kerajinan dari anyaman bambu yang siap Anda bawa pulang sebagai souvenir.
Desa Sidatapa memiliki sebuah air terjun yang sangat cantik. Lokasinya tidak jauh dan dapat ditempuh dengan berjalan kaki atau naik kendaraan roda dua. Air terjun ini bernama Air Terjun Mampah dan lokasinya ada di tengah hutan. Keindahan air terjun ini semakin bertambah karena pepohonan asri yang mengelilinginya.
7. Desa Nyuh Kuning
Desa terakhir yang wajib menjadi bagian dari perjalanan wisata Anda di Bali adalah desa Nyuh Kuning. Lokasinya berada di jalan raya Nyuh Kuning Ubud Gianyar. Desa ini sungguh masih menggambarkan kondisi Bali di masa lampau.
Desa Nyuh Kuning merupakan desa yang masih menganut konsep Tri Hita Karana yaitu kewajiban untuk menjaga keselarasan. Keselarasan antara manusia dengan alam, manusia atau makhluk lain dan juga dengan tuhan.
Meskipun Desa Nyuh Kuning seakan tidak tersentuh modernisasi, namun desa ini patut diacungi jempol. Menjadi bagian dari desa tradisional Bali, tak menjadikan desa Nyuh Kuning menjadi tertinggal di berbagai aspek. Justru, wisatawan berbondong-bondong untuk berkunjung ke desa ini karena tertarik akan keunikan tradisinya.
Itulah beberapa desa tradisional Bali yang tidak boleh Anda lewatkan ketika liburan. Desa-desa ini akan membawa Anda kembali dan bernostalgia dengan kehidupan di masa lampau. Bali memang tidak hanya menarik dari segi alamnya, tradisi dan adat istiadatnya pun sangat berkesan dan menarik untuk dijelajahi.