Keunikan Upacara Pembakaran Mayat Ngaben di Denpasar Bali
Apakah pernah mendengar upacara pembakaran mayat Ngaben di Bali? Ritual upacara ini begitu unik. Seperti apakah pelaksanaannya?
Bali tidak hanya kaya akan destinasi wisata pantai atau pemandangan alam yang indah. Namun, Pulau Dewata ini juga menyimpan kekayaan budaya yang unik.
Upacara Pembakaran Mayat Ngaben di Bali
Di Denpasar, ada sebuah keunikan tersendiri ketika seseoang telah tiada. Jenazah tidak akan dikuburkan, melainkan dibakar dengan runtutan ritual upacara tersendiri.
Ritual upacara khusus untuk mengantar kepergian jenazah di Bali ini dinamakan dengan Ngaben. Pelaksanaannya bahkan dilakukan dengan cara yang begitu megah.
Terdapat berbagai macam hal yang harus dipersiapkan ketika akan mengadakan upacara ini. Berbagai macam iring-iringan orang akan mendampingi pelepasan jenazah untuk selama-lamanya.
Tujuan Upacara Ngaben di Bali
Segala sesuatu hal yang dilakukan pastilah memiliki tujuan tertentu. Begitu pula dengan upacara Ngaben.
Upacara pembakaran mayat ini dilakukan oleh umat Hindu dengan rangkaian yang panjang. Meskipun demikian, semuanya dilakukan dengan penuh tanggung jawab.
Upacara kematian ini memang unik dan cukup berbeda dengan upacara-upacara kematian pada daerah lain. Prosesi besar ini rupanya juga memiliki makna besar.
Penyucian roh merupakan fase pertama ketika orang telah meninggal dan dilakukan dengan cara pembakaran.
Jika dilihat dalam Panca Yadnya, upacara Ngaben termasuk dalam Pitra Yadnya.Ini merupakan sebuah upacara yang ditujukan untuk para roh dari leluhur mereka.
Penduduk mayoritas di pulau Bali memang memeluk agama Hindu. Bahkan, Anda bisa melihat banyak sekali bangunan-bangunan Pura berdiri megah disana.
Makna utama yang terkandung dalam rangkaian upacara pembakaran mayat Ngaben adalah untuk mengembalikan roh leluhur yang sudah meninggal dunia.
Upacara Ngaben dilakukan pada hari-hari baik. Biasanya, hari baik tersebut akan ditentukan oleh seorang pendeta atau Pedande dari Bali .
Proses Upacara Ngaben
Persiapan untuk melakukan upacara Ngaben memang rumit. Wajarlah jika persiapan memang harus dilakukan dari jauh hari sebelum upacara dilakukan.
Keluarga dan kerabat yang telah ditinggalkan biasanya akan mempersiapkan Lembu. Lembu ini nantinya menjadi sebuah wadah dengan bentuk menyerupai vihara.
Bentuk tersebut tidak sederhana, namun sangat megah dan mewah. Ini akan memperlihatkan golongan dari sosial maupun ekonomi keluarga dari orang yang telah meninggal dunia.
Biaya yang dikeluarkan oleh keluarga dalam mengadakan upacara Ngaben tidaklah sedikit. Namun biasanya, upacara Ngaben dilakukan secara massal. Ini bertujuan untuk menghemat biaya.
Dengan diadakannya upacara Ngaben massal maka sanak saudara maupun kerabat yang ditinggalkan tidak akan merasa terbebani.
Meskipun ini adalah upacara kematian, namun semua orang akan merasakan suka cita ketika upacara Ngaben dilaksanakan. Tidak akan ada isak tangis memilukan mengiringi upacara tersebut.
Semua keluarga yang ditinggalkan tidak boleh menangisi kerabat mereka yang telah meninggal.
Hal itu dikarenakan akan menjadi sebuah hambatan bagi orang yang telah meninggal untuk menuju tempatnya. Maka dari itu, semua orang akan bergembira dan bersuka cita ketika Ngaben dilaksanakan.
Rangkaian upacara pembakaran mayat Ngaben akan dimulai dengan memandikan jenazah terlebih dahulu.
Setelah itu, jenazah akan dipakaikan pakaian adat Bali. Keluarga akan mendoakan jenazah terlebih dahulu sebelum acara puncak dilaksanakan agar arwah kerabat mereka yang telah meninggal diberikan tempat terbaik.
Kegiatan dilanjutkan dengan memasukan jenazah pada Bade dan kemudian akan diusung secara beramai-ramai.
Iringan jenazah akan diiringi dengan gamelan serta kidung suci dan diikuti oleh keluarga maupun masyarakat. Setiap ada persimpangan jalan, Bade akan diputar sebanyak 3 kali putaran.
Setelah sampai di tempat, Pedanda akan membacakan doa. Jenazah akan diletakkan di atas Lembu yang telah disiapkan.
Kemudian, jenazah akan dibakar hingga menjadi abu. Abu kemudian akan disebarkan di laut maupun di sungai yang dianggap suci oleh masyarakat setempat.
Jenis-Jenis Upacara Ngaben
Rupanya, upacara pembakaran mayat atau yang biasanya disebut dengan Ngaben memiliki berbagai macam jenis. Ritual Ngaben dibedakan menjadi beberapamacam dan tata cara pelaksanaannya juga berbeda.
1. Ngaben Asti Wedana
Upacara pembakaran mayat ini dilakukan pada jenazah yang sebelumnya sudah pernah dikubur. Maka dari itu, sebelum Ngaben dilaksanakan akan ada acara pengambilan tulang belulang dari sisa jenazah yang sudah dikubur sebelumnya.
2. Swasta
Ngaben jenis ini dilakukan ketika jenazah tidak memungkinkan untuk dibakar. Dalam Ngaben Swasta, tidak ada jenazah yang dilibatkan.
Ini biasanya dilakukan untuk jenazah yang kondisinya tidak ditemukan. Misalnya saja mereka yang meninggal karena kecelakaan, karena meninggal di luar negeri, dan lain-lain.
3. Ngaben Sawa Wedana
Upacara ini dilakukan untuk jenazah dengan kondisi masih utuh. Pelaksanaannya biasa dilakukan 3 hingga 7 hari setelah jenazah meninggal.
Ada pula yang dilakukan sebulan setelah meninggal. Jenazah akan diletakkan di Balai Adat sembari menunggu upacara Ngaben dilakukan.
4. Warak Kruron
Jenis upacara pembakaran mayat satu ini dilakukan untuk jenazah bayi dimana bayi bayi tersebut mengalami keguguran
5. Ngelungah
Ngaben Ngelungah dilakukan untuk anak-anak yang meninggal dimana mereka belum mencapai tanggal giginya.
Begitu unik upacara pembakaran mayat Ngaben di Bali ini dan kenyataannya terus dilestarikan hingga sekarang.
Upacara pembakaran mayat tersebut lantas membuat ikatan keluarga di Bali sangat kental. Mereka berharap akan selalu menghormati dan ingat para leluhurnya dengan cara mendoakan secara bersama-sama.
Baca Juga: